Sabtu, 09 Juni 2012

Mural Lingkungan


Contoh Mural Pelestarian Lingkungan

Ratusan siswa SMA/MA/SEDERAJAD itu berjibaku dengan kuas dan cat minyak. Mereka menggoreskan kuas, dan 'memberi ruh' pada tembok pagar sekolah mereka. Dan, sejak dimulai sekitar pukul 08.00 hingga adzan dhuhur terdengar, hampir sempurna sudah pekerjaan mereka melukis tembok itu. 

Keringat membasahi kulit. Namun ratusan siswa itu tak memedulikannya. Saling bantu, setiap kelompok seakan ingin menyuguhkan yang terbaik dalam 'mewarnai' tembok dengan aneka lukisan, yang mengusung tema 'Hutan Penyangga Kehidupan'. 

Ya, itulah suasana lomba melukis di tembok pagar (mural) di SMA Se kab. tulungagung. Sesekali, guru-guru menghampiri anak didiknya yang sibuk dengan kuas dan cat minyak itu. ''Lomba mural ini dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia,'' ujar Cicik Dian Pratywi, Ketua panitia. 

Minggu, 04 Maret 2012

Biolitik kali brantas untuk penilaian kualitas air sungai.apakah sungai yang ada di tulungagung ini masih murni atau alami atau sudah gk murni.kebanyakan sungai yang ada ditulungagung sudah gk murni, contoh kebanyankan sungai tulung agung banyak yang dibangun, dipleseng, pohon ditebangi, maka dari itu ikan atau serangga air gk ada sama sekali karena gak ada slokan2 yang ada disungai.karena banyak yang sudah dibangun didaerah tulungagung. nah ini sungai yang disusuri gak ada serangganya sama sekali,ne bersama anak2 smp n 1 boyolongu dengan asiknya.

Kamis, 26 Januari 2012

kampanyekan makanan organic ramah lingkungan

Memanfaatkan empol pisang  di buat makanan ringan
Dizaman sekarang makanan yang bersal dari alam seperti ketela, gadung, bote, suwek, ngganyong, ngarut, uwi dll  semakin asing dan tidak disukai lagi oleh masyarakat apalagi anak-anak, justru makanan ringan yang mengandung pemanis buatan yang membahayakan dan mengandung borak malah digemari oleh masyarakat apalagi anak2. Ada yang mengatakan bahwa umur manusia sekarang makin pendek (bahasa jawa “cekak)  di karenakan hampir semua makanan yang kita konsumsi mengandung racun yang membahayakan bagi kesehatan kita.Berangkat dari hal itu saya mengajak  3 siswa  SMKN 2 Boyonglung memfasilitasi pelatihan  “Pemnafaatan Empol Pisang” di masyarkat Desa Nglurup Kec. Sendang yang di ikuti oleh 20 an Ibu-Ibu rumah tangga. Kita tahu bahwa empol pisang hanya dibuang dan tidak dimanfaatkan untuk bahan-bahan makanan. Empol pisang setelah diolah dijadikan makanan kerupuk empol pisang.

saya mengatakan bahwa kegiatan tersebut dari kampanye ketahanan pangan lokal berbasis komunitas Bumi kita pada dasarnya bnyak memberikan manfaat bagi umat manusia, akan tetapi pngetahuan yang terbatas membuat masyarakat tidak jeli dalam membaca potensi yang ada, alam telah memberikan kita bnyak kemanfaatan yang bias dengan mudah kita olah dan dijadikan mnjadi sesuatau hal yang sangat brharga bagi masyarakat, kemanfaatan itu salah satunya adalah meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
Sekilas memang ketika kita ,melihat apa yang ada di sekitar kita sangat sepele akan tetapi ternyata tidaklah begitu, seperti halnya yang telah dilakukan oleh warga desa nglurup kec sendang bersama-sama dengan saya  dan dibantu  3 siswa SMKN 2 Boyolangu pada minggu lalu yaitu mengolah empol pisang menjadi makanan ringan yang bias di konsumsi oleh masyarakat, kita tidak pernah membayangkan bahwa empol pisang yg selama ini tidak terpakai ternyata setelah kita uji cobakan empol pisang tersebut menjadi hal yg sangat luar biasa manfaat dari bahan tersebut. Selain dijadikan makanan ringan tentunya melihat bahan yang mudah di dapat akan memberikan dampak pada meningkatnya ekonomi masarakat desa dengan menjual hasil olahan tersebut.